Refleksi Aksi Nyata Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Penulis : JULI ALFIAH NURLIANI
Ketika berbicara kembali tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan akan banyak sekali perubahan paradigma berpikir tentang definisi pengajaran dan pendidikan. Hal ini tentunya merupakan dampak dari segala informasi dan pemahaman baru yang lebih terbimbing ketika menempuh Program Pendidikan Guru Penggerak. Bukan hanya meluruskan paradigman berpikir, tetapi juga keikhlasan hati serta panggilan jiwa dalam menjalani profesi seorang guru. Dengan meluruskan pemikiran bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan.
Sebelumnya saya berpikir bahwa mendidik itu berbeda dengan mengajar, dimana mendidik merubah laku murid dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang telah baik menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Sedangkan mengajar menurut saya adalah penyampaian ilmu pengetahuan dari guru ke murid, serta membimbing mereka untuk dapat menggali informasi dari berbagai media masa, baik media cetak maupun media elektronik. Nyatanya mengajar adalah bagian dari mendidik.
Kemampuan dan potensi anak dapat diarahkan dan digali sesuai dengan minat serta bakatnya. Dalam pengembangan potensi tersebut perlunya ketekunan untuk dapat mencapainya ,maka dulu saya percaya mendidik dengan mendisiplinkan murid akan membantu mereka menggapai cita-cita. Adapun cita-cita yang ingin mereka gapai tersebut harus terarah sehingga mereka menjadi orang sukses dimasa depan. Kesalahan yang pernah saya lakukan dimasa lalu adalah dengan penerapan hukuman dan penghargaan. Pada waktu itu bagi saya, penerapan hukuman dan penghargaan merupakan hal yang efektif membentuk pribadi disiplin murid. Bagi saya dengan taat akan peraturan dan hukuman yang telah disepakati maka tujuan yang ingin kita capai bersama akan terwujud dengan sedikit hambatan.
Kepercayaan serta rasa kasih sayang dulu tidak tersampaikan dengan benar. Menurut pemikiran saya apapun kesepakatan yang telah saya buat bersama murid harus dijalankan guna kebaikan mereka di kemudian hari. Terkadang ada rasa sakit di lubuk hati kecil saya ketika peraturan tersebut hanyalah sebuah ketakutan bagi mereka. Mungkin sebagian murid dapat menerima hukuman dengan lapang dada. Namun, sebagian hanya memandangkan sebagai ancaman tanpa berpikir bahwa apa yang telah saya lakukan adalah bentuk kasih sayang kepada mereka. Dengan adanya kejadian yang terulang mebuat diri saya ingin belajar lebih tentang bagaimana cara mendidik dan mengajar yang benar dan bermakna serta penuh rasa cinta kasih sayang.
Dari segala rangkaian kegiatan yang saya lakukan akhirnya menghantarkan saya dapat mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Pada saat mendalami filosofi pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara banyak perubahan dari dalam diri dan sikap saya. Salah satu bentuk perubahan ketika saya mengajar di kelas adalah lebih sering menggunakan media permainan. Hal ini saya rasakan sekali perbedaan ketika murid diajar dengan keadaan jiwa yang behagia, mereka lebih mudah menerima informasi yang saya sampaikan. Selain itu, karena di kelas saya kebanyakan murid adalah anak seorang pedagang maka bentuk penerapan soal yang saya gunakan menyesuaikan dengan kodrat alam mereka berada.
Sebelumnya, saya jarang mencoba untuk belajar di luar kelas. Pada saat jam siang saya mencoba mengajak mereka belajar di area sekitar pelataran kelas. Di depan pelataran kelas ada pohon seri yang rindang, kami belajar di sana sambil menikmati desis angin. Dengan bantuan posel mereka mengangkes materi yang saya berikan lewat google drive. Tak terbayangkan oleh saya sebelumnya, materi yang saya sampaikan justru tersampaikan dengan mudah dan lancar. Antusias mereka bertanya dan saling berdiskusi mengetuk hati saya untuk dapat memberikan hal yang lebih berarti lagi bagi mereka. Ponsel yang mereka miliki digunakan dengan sebaik mungkin, hal ini mengantarkan saya pada pemikiran KHD mendidik sesuai kodrat zaman.
Setelah pembelajaran, saya lakukan refleksi dengan tetap menggunakan media berupa mentimetir. Link mentimeter saya share lewat chat whatsapp grup. Mereka bebas menuangkan segala apa yang mereka rasa baik dengan tulisan dan emoticon. Selain itu, saya memberikan kesempatan pada salah satu murid untuk dapat mengungkapkan apa yang mereka rasa dan apa saja media pembelajaran yang mereka inginkan untuk pembelajaran selanjutnya.
Saat pelajaran berlangsung pada saat itu, saya membebaskan mereka berdiskusi dengan teman sekelompoknya dengan gaya apapun. Ada hal menarik yang dapat saya peroleh, ketika diskusi ada beberapa anak dalam kelompok yang mengambil buah seri. Kemudian diarasa temannya kesulitan, ada beberapa anak yang ikut membantu memetic buah tersebut. Hal yang tidak terduga mereka membagikan buah itu kepada saya dan teman-temannya dengan wajah bahagia, kemudian kembali lagi ke kelompoknya melanjutkan diskusi yang telah saya arahkan.
Dari serangkaian pembelajaran yang telah saya lalui dan praktik nyata akan penerapan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, banyak hal-hal menarik yang saya alami. Dengan menerapkan pendidikan sesuai dengan kodrat anak secara tidak langsung mempermudah saya dalam mempertajam akal anak, yakni penyampaian materi guna menumbuhkan pemikiran kritis yang berkembang dari diri anak tersebut.
Pendidikan yang menghantarkan mereka untuk dapat mencapai kebahagian yang setinggi-tingginya serta baik sebagai manusia maupun masyarakat. Hal tersebut sangat saya rasakan ketika tiba-tiba ada beberapa dari murid yang memetik buah seri, kemudian ada teman mereka yang membatu ketika melihat temannya yang lain kesusahan. Kemudian, hasil buah yang mereka dapat mereka bagi bersama dengan perasaan bahagia. Selain itu, pada saat diskusi kelompok meraka saling membantu menambahkan jawaban ketika ada teman mereka yang bertanya. Dengan kesadaran diri, mereka saling mengingatkan untuk menghargai teman mereka yang lain ketika menyampaikan pendapat, serta memberi kesempatan pada teman mereka yang belum memberikan pendapatnya.
Dalam hal ini tentunya banyak hal baru yang saya peroleh. Ketika pemikiran saya sedang kalut, sebisa mungkin saya tetap memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk murid saya. Baik ketika mereka bertanya ataupun mereka berpendapat, bahkan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Seperti halnya petani, saya akan sangat merasa bahagia dan puas jika apa yang telah saya berikan dan lakukan adalah hal yang terbaik baik tanaman yang saya rawat. Dengan harapan dan doa semoga murid saya khususnya dan seluruh anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan bahagia dan memiliki budi pekeri luhur serta berbudaya.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Kurikulum SMK yang memiliki
- Seberapa-penting-pendidikan karakter dan kepribadian bagi siswa smk
- Keuntungan dan Manfaat menggunakan e-Learning bagi Guru dan Siswa
- Tujuan & Manfaat Website bagi Sekolah
- Keuntungan dan Manfaat menggunakan e-Learning bagi Guru dan Siswa
Kembali ke Atas